Pengaba Jangan Heboh Sendiri

Akhir-akhir ini banyak beredar content di medsos, pengaba paduan suara yang viral bukan karena efektivitasnya sebagai pengaba, tetapi justru karena gerakannya yang heboh. Ada yang menari-nari dan tidak sedikit yang membuat gerakan yang tidak lazim untuk menarik perhatian. Jadi apa sebenarnya fungsi dirigen bagi paduan suara, apalagi sebagai pengaba lagu liturgi?

Pengaba memegang peranan sentral dalam paduan suara. Bahkan ada adagium, tidak ada koor bagus atau jelek, yang ada pengaba yang baik atau jelek. Pengaba bukanlah pelengkap atau penghias paduan suara, tetapi dialah yang memberi roh bagi paduan suara. Apalagi di Indonesia, pengaba juga sering harus mengajari penyanyi sejak sebuah lagu diperkenalkan, membentuk suara, sampai mengarahkan dinamika lagu.

Di dalam penampilan maupun tugas liturgi, pengaba akan menentukan tempo, irama, dinamika, dan ekspresi. Pada banyak kasus karena posisi bernyanyi kurang menguntungkan sehingga penyanyi tidak bisa dengan jelas melihat tangan pengaba, tempo maupun irama kurang bisa dikendalikan oleh pengaba. Sebaliknya pengaba seringkali didikte oleh penyanyi. Hal ini kadang juga disebabkan oleh kurangnya ketrampilan vokal anggota koor, yang menyebabkan tidak mampu mengeksekusi lagu dengan ringan. Akibatnya lagu dibawakan dengan berat dan tempo semakin lambat.

Tangan kanan pengaba secara umum mengambil peran untuk membuat tempo dan irama, sedangkan tangan kiri untuk memberikan dinamika dan ekspresi. Gerakan tidak perlu berlebihan. Lebih penting, isyarat pengaba berupa gerakan tangan maupun gesture tubuh bisa ditangkap dengan efektif oleh penyanyi dan dieksekusi dengan baik. Salah satu saran untuk pengaba, jangan terlalu terlibat secara emosional dengan suasana lagu sehingga tempo dan dinamika kurang terkontrol. Sebaiknya pengaba tetap dalam kendali untuk mengarahkan tempo dan dinamika lagu. Menari-nari yang tidak mendukung upaya membangun dinamika lagu, sangatlah tidak dianjurkan. Pengaba seperti itu hanya mencuri panggung, dengan menggunakan koor sebagai kendaraannya.

Mengembangkan komunikasi pengaba dengan penyanyi

Sejak awal mempelajari lagu pengaba sebaiknya sudah mengembangkan pola komunikasi dengan penyanyi. Posisi duduk ketika berlatih sangat penting untuk membangun komunikasi ini. Pastikan semua penyanyi bisa melihat gerakan tangan pengaba dengan mudah, dan sebaliknya pengaba bisa melihat penyanyi di baris paling belakang. Komunikasi yang paling dianjurkan pengaba adalah mengajak penyanyi untuk mengeksekusi ekspresi lagu tertentu. Misalnya mengajak tegas, mengajak lebih cepat, ataupun mengajak lebih lembut. Sampaikan kode ajakan ini pada ketukan sebelum ekspresi yang dimaksud dieksekusi. Jangan tepat pada ketukan.

Apakah pengaba ikut bernyanyi bersama koor? Sebaiknya pengaba tidak ikut bernyanyi, agar bisa mendengarkan harmoni dan perimbangan suara dengan lebih baik. Ketika pengaba ikut bernyanyi kemampuan mendengarkan koor akan berkurang. Lagipula pengaba sering harus memberikan kode ekspresi tertentu sebelum nada bersangkutan.

Jay Wijayanto
Choral Conductor & Vocal Coach